Categories: Diplomasi Kopi

Ini Hasil Diskusi ‘Malioboro Coffee Night’: Dari Yogyakarta Menuju Dunia

“Kita perlu mendengarkan success story dari sudut pandang yang praktis,” kata Dubes Prayono. Artinya pengalaman dan kesuksesan perusahaan kopi harus dibarengi dengan keberhasilan mengangkat harkat petani lokal yang pada akhirnya membawa peningkatan kesejahteraan. 

Kerja Sama Sesama Negara Penghasil Kopi

Pembicara lainnya adalah Dubes Ethiopia, Prof. Fekadu Beyene Aleka. Dubes Fekadu mengungkapkan sejumlah kesamaan antara industri kopi di Ethiopia dan Indonesia.

Di dua negara beda benua itu, kopi tak cuma jadi komoditas dengan potensi ekonomi tapi punya nilai budaya tersendiri. Pada zaman modern ini, menurutnya, telah menjadi teman setia bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Baca Juga : Pentingnya Diplomasi Kopi untuk Memperjuangkan Kepentingan Indonesia

Namun, di balik aroma dan kenikmatan kopi, terdapat kisah panjang yang melibatkan petualangan, perdagangan, serta intrik politik komoditas ini.

Dari wilayah Ethiopia, pengetahuan tentang tanaman kopi menyebar ke wilayah-wilayah sekitarnya. Pada abad ke-15, biji kopi memulai petualangannya dari Semenanjung Arab, khususnya Yaman hingga merambah ke Eropa.

“Penduduk Ethiopia berjumlah 127 juta dan mereka mempunyai komitmen untuk memperjuangkan kopi sebagai komoditi utama.”, ujar Prof. Fekadu. “Saya rasa kita harus bekerja sama, belajar bersama, untuk meningkatkan kualitas kopi di pasar global,” tambahnya.

Elemen Warisan Budaya sebagai Perekat Keberadaan Kopi

Dr. Laretna Adishakti, Dosen UGM dan pengamat serta praktisi warisan kebudayaan berpandangan bahwa pembicaraan tentang kopi dapat dilakukan melalui pengenalan ‘Main Street’ dengan konteks Indonesia di lingkungan masing-masing.

Sebagai Ketua Heritage Society, Laretna menjelaskan, saat ini telah dilakukan Masterclass ‘Introduction to Main Street’ yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia menyepakati untuk membentuk dan mengembangkan program yang juga disebut Kawasan Pusaka Niaga Indonesia (KPNI).

Baca Juga : Diplomasi Kopi Sebagai Instrumen Promosikan Kopi ke Mancanegara

Main Street di Amerika Serikat bukan tentang teori melainkan tentang implementasi. Diusulkan di Kawasan Buffer Zone dari World Heritage Site yang baru “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark”. Menurut Laretna konsep ini dapat diterapkan di Kotabaru, Yogyakarta.

Page: 1 2 3 4

Fatoer Doang

Leave a Comment

Recent Posts

Teknologi Pembayaran QRIS Soundbox untuk Mempermudah Coffee Shop

WARTAKOPI.com – Jakarta. Zaman serba cepat saat ini ternyata tidak sepenuhnya menjamin otomatisasi memberikan layanan… Read More

5 months ago

Pertama Kali di Indonesia, Starbucks Hadirkan Program Stiker Drive-Thru

WARTAKOPI.com – Jakarta. Starbucks untuk kali pertama meluncurkan program stiker drive-thru sepanjang bulan suci sekaligus menemani periode… Read More

6 months ago

Selama Bulan Puasa, Starbucks Hadirkan Program ‘Wheel of Kindness’

WARTAKOPI.com – Jakarta. Ceriakan bulan Ramadhan, Starbucks hadirkan program barunya, Wheel of Kindness. Didedikasikan untuk menyebarkan… Read More

6 months ago

Ikuti Amsterdam Coffee Festival, Roemah Indonesia BV Bawa Produsen Kopi Berwawasan Lingkungan

WARTAKOPI.com – Jakarta. Roemah Indonesia BV kembali dijadwalkan bakal mengikuti Amsterdam Coffee Festival, yang akan berlangsung… Read More

6 months ago

ASKI Gelar Talkshow Peluang Ekspor Kopi Indonesia 2024

WARTAKOPI.com - Jakarta. Mengakhiri Festival Ngopitiam di Atrium 2, Mall of Indonesia di Kelapa Gading,… Read More

7 months ago

Ngopitiam Coffee Festival, Membawa Konsep Kedai Kopitiam dari Budaya China Peranakan Khas Pecinan ke Mall

WARTAKOPI.com – Jakarta. Kalian sedang mencari atau ingin menikmati beragam minuman kopi berkonsep kedai kopitiam… Read More

7 months ago