wartakopi.com – Jakarta. Tau kah kalian, ternyata kopi yang sering kita minum setiap hari mempunyai sejarah cukup panjang. Berbagai literasi menemukan, ternyata kopi saat itu kali pertama ditemukan di abad ke-9 di benua Afrika. Tepatnya di Abyssinia negara Ethiopia.
Akan tetapi pada periode tersebut baru sebatas budidaya. Perkembangan dan distribusi dari biji berwarna cokelat tua ini mulai dikenal di abad ke-15. Justru uniknya yang menjadi saudagar kopi pada abad tersebut adalah orang Arab. Bukan warga Ethiopia.
Setelah dua abad kemudian kopi baru merangsek ke benua biru Eropa. Nahasnya, kopi tidak dapat tumbuh dengan baik disana. Alhasil, bangsa-bangsa Eropa pun memanfaatkan negara jajahannya untuk membudidayakan tumbuhan kopi. Termasuk Indonesia.
Sejarah kopi sangat erat kaitannya dengan peradaban kaum muslim era kekhalifahan. Peradaban muslim punya pengaruh yang besar bagi perkembangan peradaban dunia, baik dalam hal sains, teknologi, budaya, seni, sastra, hingga kuliner. Budaya minum kopi adalah salah satunya.
Dari berbagai literasi juga ditemukan fakta bahwa, kopi kali pertama ditemukan memang di benua Afrika. Untuk biji kopi kali pertama ditemukan pada 800 SM. Kala itu bangsa Ethiopia mengkonsumsi biji kopi yang dicampur dengan lemak hewan dan anggur.
Paduan antara biji kopi, lemak hewan serta anggur, saat itu diyakini untuk memenuhi kebutuhan protein dan energy tubuh.
Sebenarnya, penemuan kopi sendiri terjadi karena tidak sengaja. Ketika itu pria bernama Khalid, seorang pengembala kambing yang mengamati kawanan kambingnya yang tetap terjaga hingga petang setelah memakan biji sejenis buah beri.
Penasaran akan hal tersebut, Khalid pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini terus berkembang dan menyebar ke berbagai pelosok negara di benua Afrika.
Namun, pada saat itu belum menemukan metode penyajian. Masih menggunakan metode konvensional. Setelah ratusan tahun kemudian, biji kopi dibawa melewati Laut Merah dan tiba di tanah Arab, baru setelah itu ditemukan metode penyajian kopi yang lebih maju.
Bangsa Arab yang saat itu lebih maju peradabannya dibanding Afrika tidak hanya sekedar memasak biji kopi. Tapi sudah setahap lebih maju yaitu dengan menemukan metode rebus dan mengambil sarinya untuk diminum.
Menuju abad 13, umat Muslim sudah banyak mengkonsumsi kopi sebagai minuman penambah energi saat menunaikan ibadah malam. Tak dipungkiri pula bahwasannya penyebaran Agama Islam turut mempopulerkan peredaran kopi mulai dari benua Afrika, Mediterania hingga benua Asia khususnya di India.
Meski kopi telah popular di tanah Arab, akan tetapi negeri para Khalifah ini bukanlah tempat yang cocok untuk budidaya kopi. Barulah pada tahun 1600-an seorang peziarah India, Baba Budan, berhasil membawa keluar biji kopi dari tanah Arab dan menumbuhkannya di berbagai tanaman di luar Arab.
Berdasarkan literatur sejarah kopi, minuman ini sempat menjadi komoditas utama di dunia Islam. Minuman kopi sangat populer di kalangan peziarah kota Mekah meskipun beberapa kali dinyatakan sebagai minuman terlarang. Para peziarah meminumnya untuk mengusir kantuk dan tetap terjaga saat beribadah malam.
Biji kopi masuk untuk pertama kalinya di benua Eropa diberbagai literasi dijelaskan terjadi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar asal Venesia. Saudagar tersebut mendapat pasokan biji kopi dari orang Turki. Akan tetapi, secara jumlah masih belum mencukupi kebutuhan pangsan pasar di Eropa.
Untuk itu, bangsa Eropa pun mulai membudidayakannya. Dan, bangsa Belanda menjadi salah satu negara Eropa yang berhasil membudidayakannya sejak tahun 1616.
Hingga akhirnya, pada tahun 1690, biji kopi ini pun di tanah Jawa, Indonesia, untuk di kultivasi secara besar-besaran sebab Indonesia adalah negara Jajahan Belanda dan melancarkan sistem tanam paksa.
Banyak orang menyangka kopi adalah komoditi asli Indonesia, padahal kopi bukan tanaman asli Indonesia. Kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian disebarkan oleh kaum Arab hingga mencapai Eropa dan Asia. [*]
WARTAKOPI.com – Jakarta. Nyamuk terus menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kasus penyakit… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2024 sukses diselenggarakan selama tiga hari penuh… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Mandiri presents Jakarta Coffee Week atau Jacoweek 2024, festival tahunan yang menjadi… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Memasuki hari ke-2 penyelenggaraan, Rabu, (23/10/2024), Jakarta International Coffee Conference (JICC) menggelar… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta kembali memberikan dukungan… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Menandai grand opening Hario Cafe Tokyo di Jakarta, menggelar Bar Takeover Bersama… Read More
Leave a Comment