wartakopi.com – Jakarta. Membincangkan perihal suatu topik mencecap kopi dan kualitas kopi bagi setiap orang tak pernah ada ujungnya. Ada yang menganggap sebagai mitos namun tidak sedikit pula yang mengatakan itu adalah fakta.
Belum lama ini tim redaksi membincangkan perihal kopi bikin susah tidur ke beberapa coffee lovers di berbagai kedai kopi di Jakarta, Bekasi, Semarang dan Yogyakarta tidak menemukan jawaban mayoritas yang merujuk pada topik tersebut.
Fenomena ini pun tidak hanya menjadi perdebatan di masyarakat dari berbagai kalangan dan profesi. Di ranah penelitian dari suatu disiplin ilmu pun menemukan fakta yang saling bertolak belakang.
Tony (40 thn), pria yang sehari-hari bekerja sebagai photographer freelance di Jakarta ini mengungkapkan, bahwa mencecap kopi pada malam hari menjelang tidur diakui membuatnya susah tidur.
“Ini pengalaman pribadi ajah, ketika minum kopi saat menjelang tidur bikin mata tetep melek dalam 2-4 jam kedepan. Makanya, saat lembur menyelesaikan pekerjaan selalu menyediakan secangkir kopi agar tetap terjaga,” katanya.
Berbeda dengan Fajar (30 thn), pria yang bekerja di salah satu kampus di Kota Bekasi ini mengaku bahwa ketika mencecap secangkir tidak mempengaruhi kualitas rasa kantuknya. Tidak menemukan perbedaan signifikan.
Tidak sedikit memang ia mendengar temennya yang susah tidur gegara minum kopi di malam hari. Tapi ini tidak berlaku bagi dia. Meski minum ngopi di malam hari nyatanya kalau terserang kantuk pasti tidur.
“Pernah suatu waktu akan nonton siaran langsung bola pada tengah malam, tapi tetap ketiduran. Padahal, 2 jam sebelumnya telah minum secangkir kopi hitam namun tetap ketiduran sampai pagi dan gagal nonton bola,” terang Fajar.
Kenyataan ini pun terjadi pada Yuni dan Mala dua mahasiswi yang sedang aktif di bangku kuliah di Kota Semarang dan Yogyakarta. Kedua mahasiswi ini pun memiliki sensitivitas yang berbeda-beda atas pengaruh kafein terhadap kualitas tidurnya.
Mala, Mahasiswi semester pertama dari Universitas Diannuswantoro, Kota Semarang mengaku, bahwa jika minum kopi di malam hari membuatnya sulit tidur. Padahal, ia tergolong yang tidak pernah bermasalah terhadap kualitas tidur.
“Saya mungkin termasuk cewek yang susah tidur kalau sudah minum kopi saat waktu mau tidur. Padahal orang tua saya termasuk penikmat kopi di malam hari dan mereka tak bermasalah dengan jam kebiasaan tidurnya,” urainya.
Lain Mala lain pula dengan Yuni mahasiswi dari Universitas Mercubuana Yogyakarta ini. Yuni terang-terang mengaku bahwa ketika rasa kantuk menyerang dapat datang kapan saja tiap malamnya.
Secangkir kopi yang ia minum pada malam hari pun tak mampu berbuat banyak untuk bertahan dari kantuk yang menyerangnya. “Kalau ngantuk mah ngantuk ajah udah itu ya tidur. Minum kopi pun tak mampu mengubah kondisi,” jelas Yuni.
Beberapa laman media online pun melansir artikel dengan fakta yang berbeda dengan data yang falid dan naraumber dari disiplin ilmu yang kompeten.
Di laman tempo.co bersumber dari Independt melansir hasil penelitian yang dilakukan Florida Atlantic University dan Harvard Medical School yang meneliti sebanyak 785 orang selama 5.164 hari untuk mengetahui berapa banyak kafein, alkohol dan nikotin yang dikonsumsi dengan kualitas tidur harian mereka.
Dr. Christine Spadola, Peneliti dari Florida Atlantic University mengatakan, sangat sedikit yang meneliti secara menyeluruh hubungan konsumsi kopi kefein, nikotin dan alkohol pada malam hari atas kualitas tidur.
Studi ini merupakan salah satu pemeriksaan longitudinal terbesar dari asosiasi pengguna kafein, alkohol, dan nikotin di malam hari dengan kualitas tidur.
“Kami tidak menemukan adanya hubungan antara konsumsi kafein dalam waktu empat jam sebelum tidur dengan parameter tidur apapun,” ungkapnya.
Laman hellosehat.com melansir data dari huffington Post, Dr. Irshaad Ebrahim dari London Sleep Center di Harley Street, mengungkap bahwa otak memproduksi senyawa adenosine yang memperlambat aktivitas syaraf dan membuat orang jadi mengantuk.
Senyawa adenosine ini akan di produksi menjelang sore hari agar tubuh dapat beristirahat dengan baik. Namun, kerja adenosine dapat terganggu dengan secangkir kopi.
Sebab, kafein pada kopi mampu mengikat reseptor adenosine sehingga otak tidak mendeteksi adenosine. Alhasil, otak malah memberikan sinyal untuk terus beraktivitas.
Respon tersebut membuat detak jantung meningkat dan pernapasan jadi lebih cepat. Dengan kondisi seperti ini bukanya ingin tidur justru malah terjaga semalaman. [*]
WARTAKOPI.com – Jakarta. Nyamuk terus menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kasus penyakit… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2024 sukses diselenggarakan selama tiga hari penuh… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Mandiri presents Jakarta Coffee Week atau Jacoweek 2024, festival tahunan yang menjadi… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Memasuki hari ke-2 penyelenggaraan, Rabu, (23/10/2024), Jakarta International Coffee Conference (JICC) menggelar… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta kembali memberikan dukungan… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Menandai grand opening Hario Cafe Tokyo di Jakarta, menggelar Bar Takeover Bersama… Read More
Leave a Comment