Headline

‘Malioboro Cofee Night’ Suatu Terobosan untuk Yogyakarta Menuju Hub Kopi Dunia

Berikutnya kopi juga harus dilihat dari kualitasnya, bukan sekedar komoditas pertanian.Dengan kekayaan single origin dan Indikasi Geografis kita sebenarnya sudah bisa menjual kopi yang berkualitas.

selanjutnya adalah metode pertemuan bisnis melalui INA Access yang selama 2 tahun in telah dikembangkan Kementerian Luar Negeri RI.  Suatu format business baik pada sisi pertemuan dan tata cara pembayaran. Semuanya online.

Baca Juga : Kesiapan KBRI Qatar dalam Diplomasi Kopi dan Inovasi Kemlu dalam Platform Bisnis Kopi

Disamping kopi, ada nilai lebih dari kerjasama MCN ini, yaitu kerjasama antara Kotabaru dengan pihak Belanda. Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta mengundang delegasi Belanda  untuk membicarakan penataan Kotabaru di Jogjakarta.

Seperti diketahui, kawasan pemukiman Kotabaru (Nieuwe Wijk) dibangun setelah dibangunnya kawasan Menteng di Jakarta oleh Ir P.A.J Moejen pada tahun 1913. Kotabaru merupakan perluasan dari perkampungan Eropa yang berkembang di Loji Kecil (sebelah timur Benteng Vedreburg ) dan Bintaran.

Baca Juga : Diplomasi Kopi Indonesia Dibutuhkan dalam Menghadapi Tantangan Global

Kotabaru dirancang sebagai Kota Taman (Tuinstaad) yang banyak ditumbuhi pepohonan besar dan pohon buah-buahan di sepanjang jalan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat model konstruksi jalan yang menghubungkan satu sama lain. Kami ingin mengetahui pandangan Anda mengenai rencana kami menjadikan Kotabaru sebagai contoh pelestarian budaya yang dapat menginspirasi masa depan.

Kehadiran Belanda, dalam hal ini Mr. Nicolaas Jacob de Regt, Direktur Erasmus Huis  dan Dubes Ethiopia Prof. Fekadu Beyene Aleka ke MCN membuktikan bahwa peristiwa ini adalah sebuah momentum.

Paling tidak upaya mendongkrak Kotabaru dan ekspor kopi ke luar menurut Wahyu Hendratmoko, Kepala Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta. Wahyu berkeyakinan bahwa diskusi tentang Kopi dan Warisan Budaya akan menjadi daya tarik yang bagus untuk pariwisata Yogyakarta.

Sebagaimana diketahui Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta telah memfasilitasi acara bertajuk bahasa Belanda di Kotabaru.

Baca Juga : “Kopi Togetherness Indonesia – Qatar Dimulai”

“Selamat Malam Kotabaru” (Goedenavond Kotabaru) adalah program untuk wisatawan dengan menghadirkan makanan, kebudayaan dan busana Belanda. Sebagai wilayah yang berada di Kota Yogyakarta, Kotabaru ingin mengepakan sayap untuk sama-sama eksis seperti tetangganya yakni Malioboro dan Tugu Yogyakarta.

Guna mendorong minat dan ketertarikan wisatawan pada Kotabaru, Pemerintah Kota berbenah dengan perbaikan jalan Pedestrian sehingga lebih tertata juga nyaman dan mendukung industri kopi berkembang yang bertujuan menjadikan area sekitarnya sebagai “Gudang Kedai Kopi”.

Baca Juga : Pagelaran Maliobro Coffee Night #4 Yogyakarta Sukses

Tentu saja nuansa malam Kotabaru akan didesain nyaman dan memberi kesan nostalgia Eropa yang kuat didukung bangunan Belanda yang masih terawat sepanjang jalan.

Terakhir, penyelenggaraan ”Malioboro Coffee Night” sendiri adalah  sebuah “show case”. Terjadi kenaikan pesat bisnis UMKM. Perlu diteruskannya outreach dan diskusi yang menyeluruh antara pengusaha kopi, lembaga pendidikan dan kebudayaan, instansi yang berperan dalam ekspor kopi dan ekosistem/lingkungan hidup dan perwakilan RI.

Kopi kian relevan dibahas pada saat semua negara tidak dapat menghindari resesi dan kerawanan pangan. Ketahanan pangan harus kuat, dengan kopi yang para petaninya sejahtera dan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang semakin baik. [*]

Leave a Reply

Verified by ExactMetrics