Pagelaran Maliobro Coffee Night #4 Yogyakarta Sukses
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pasuruan, Trijono Isdijanto mengatakan bahwa pemain kopi utamanya para petani perlu mendapatkan bimbingan dari koperasi. Dengan demikian mereka bisa mengelola bisnis kopi yang berkualitas, modern serta pengelolaan berbasis digital.
Trijono mengharapkan bahwa panitya Malioboro Coffee Night khususnya lembaga terkait di Yogya dapat sharing ide kepada Pemkab Pasuruan. Dijelaskan juga bahwa komoditas kopi memiliki peta rantai yang cukup sederhana, yakni dari petani, pengumpul, pengolah dan kemudian ke pasar hingga ke konsumen.
Baca Juga : Jogja Coffee Week : Kota Yogyakarta Ingin Menjadi Bagian Representative Peta Kopi Dunia
Pada masing-masing mata rantai terdapat peluang bisnis yang cukup besar, misalkan pada rantai pengumpul atau pengelola dapat berkembang beberapa bisnis misal sebagai pengumpul hasil kopi dari para petani, sebagai pengolah buah kopi menjadi bubuk kopi, sebagai bisnis jasa pengantaran ke pembeli kopi bahkan sebagai eksportir.
Moderator diskusi Renggo Darsono juga meminta pandangan salah satu nara sumber dari AS, Samantha Perez. Yaitu terkait seberapa jauh popularitas kopi Indonesia di negara Paman Sam tersebut. Samantha yang menjadi salah satu dosen di UGM ini menyatakan bahwa sejak hari pertama tinggal di Indonesia dia sudah jatuh cinta kepada kopi Merapi.
Dia bersama teman-teman asing lainnya yang berada di Yogyakarta sepaham bahwa kopi Indonesia cocok dengan lidah mereka. Sebagai saran disampaikan bahwa promosi dan pengenalan kopi Indonesia perlu lebih digalakkan di luar negeri. Salah satu kata kunci yang mampu menjadi daya tarik kopi Indonesia adalah bahwa penduduk Yogyakarta mempunyai harapan hidup panjang (life expectancy).
Baca Juga : Begini Cara Operasi Mesin Maestro Coffee Roaster Menjawab Isu Karbon di Industri Kopi
Melihat pandangan dan komentar para pakar dan pemerhati kopi dari berbagai kalangan kiranya dapat disimpulkan bahwa kerja keras panitya Malioboro Coffee Night mendapatkan sambutan yang baik. Yang diperlukan adalah kerjasama yang kuat dalam memperkenalkan kopi Indonesia ke dunia. [*]
- Penulis : Bagas Hapsoro I penggiat diplomasi kopi. Mantan Dubes RI untuk Swedia dan Latvia (2016-2020) dan Lebanon (2007-2009)
- Editor : Fatkhurrohim