Pramita, “Kopi Tanpa Gula”
wartakopi.com – Jakarta. Pramita Sari, Director Corporate Communications Parador Hotels & Resort ditengah kesibukan jadwal meeting bersama klien, dan jadwal interview dengan media, ternyata masih mempunyai waktu untuk mencecap secangkir kopi kesukaannya.
Saat diminta menjadi testimoni tentang kopi, Mita, yang telah berkarir lebih dari 7 tahun di Parador Hotels & Resorts mengungkapkan, untuk artisan coffee prefer yang lokal dengan mesin grinder yang mumpuni, supaya mendapatkan house blend yang enak baik secara taste maupun aromanya.
Baca Juga : Rio Dewanto, Cinta Kopi dari Seni Peran
Untuk di Jakarta dan sekitarnya, beberapa kedai kopi yang pernah ia sambangi adalah Tanamera, Turning Point, Asa Gao. Ketika sedang dalam perjalanan kerja di Bali, ia selalu menyempatkan datang ke kedai kopi di Expat atau Titik Temu. “Beberapa tempat tersebut semuanya nyaman dan desain interior minimalisnya juga bagus,” terang Mita.
Frekuensi kehadiran Mita di kedai kopi pun tergolong cukup sering di tengah rutinitas pekerjaannya yang padat. Hampir setiap minggu selalu menyempatkan absen di beberapa kedai kopi favoritnya yang berada tidak jauh dari tempatnya bekerja.
Baca Juga : 3 Tahap Timbulnya Budaya Mencecap Kopi di Dunia
Manual brew, menempati urutan pertama ketika Mita memesan jenis minuman kopi di setiap kedai yang ia datangi. Jika tidak ada, maka ia pun beralih ke Picollo atau Cappucino. Dan semuanya tanpa gula. “Tapi kalau untuk sekedar kopi susu gula aren prefer ke Kopi Tuku,” ulas Mita.
Disamping itu, Mita pun mengaku menyukai rasa kopi yang bold dan tingkat acidity tidak terlalu tinggi. Terkait metode pembayaran ia lebih sering menggunakan debit card dan gopay. [*]