Bisnis

Selain Menggunakan Teknik Sangrai Manual, Kendi Ireng Gunakan Kopi Originasi Temanggung dan Gayo, Aceh

WARTAEVENT.com – Jakarta. Kendi Ireng merupakan brand kopi campuran atau house blend yang menggunakan rasio 50 persen biji kopi arabika dan 50 persen kopi Robusta.

Bermula dari gagasan dua orang karib, Sandy Julius dan Hendry Julian yang dulunya bekerja di Salsa Club. Kala itu, Sandy Julius berkunjung ke karibnya Hendry Julian yang terlebih dahulu memiliki kedai kopi dengan nama Banua Kopi di Bekasi.

Baca Juga : Membawa Jahe Merah Menjadi Ikon Herbal Indonesia, Redgine Sajikan Coffee Moctail Showcase

Singkat cerita, munculah ide untuk membangun unit usaha kopi baru dengan mengajak teman-teman Salsa Club untuk berinvestasi. ‘Kendi Ireng’ dijadikan jenama usaha kopinya.

Jenama tersebut diambil dari proses roasting atau sangrai dengan menggunakan kendi atau tembikar yang karena proses pembakaran terus menerus menyebabkan kendi pun menjadi hitam atau ireng—dalam bahasa Jawa.

Untuk semua biji kopi yang digunakan menggunakan kualitas ekspor, grade 1 dari robusta Temanggung dan arabika Gayo, Aceh dengan teknik roasting manual menggunakan kendi pada level medium to dark, dan level giling medium.

Kendi Ireng yang memiliki visi dan misi menjadi jenama kopi berpengaruh di Jabodetabek dan mampu menjangkau pasar nasional ini, akan memberikan pengalaman minum kopi dengan cita rasa yang unik, khas dan tradisional.

Baca Juga : Workshop  Coffeepreneur: Cara Menggerakan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Satu hal lagi, yang membedakan kopi Kendi Ireng dengan kopi lainnya adalah, biji kopinya di sangrai secara manual dengan menggunakan kendi, mampu  dijual dengan harga merakyat, aroma kopi lebih wangi dan tidak mudah bau saat penyimpanan lama, crema yang dihasilkan lebih tebal, cita rasa kopi Kendi Ireng lebih terasa khas dan unik, sehingga menciptakan rasa yang tak mudah untuk dilupakan.

Terkait strategi pemasaran pengembangan usaha, Kendi Ireng akan membangun kemitraan, menjalin kerja sama dengan unit usaha lain yang memiliki mata rantai produk yang sama, seperti Coffee Shop, Bakery Shop, melakukan business to business (BtoB) dan Business to consumer (BtoC), baik secara online maupun offline dalam bentuk produk kemasan kopi maupun produk siap minum/makan (RTD & RTE).

Baca Juga : Ini Tiga Pesan Menparekraf Agar Kopi Originasi Bondowoso Memiliki Nilai Tambah dan Dikenal Dunia

Mengajak masyarakat umum, khususnya lower market untuk minum Kopi asli dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. #KopiNikmatNggaHarusMahal. [*]

Leave a Reply

Verified by ExactMetrics