wartakopi.com – Jakarta. Mungkin bagi penikmat kopi sachetatau kopi sobek jarang mempermasalahkan harus membeli kopi bubuk atau kopi biji yang telah di roasting.
Bagi kalian yang telah mengenal istilah third wave coffee pasti memahami bahwa golongan tersebut di atas termasuk dalam gelombang berapa dalam kasta tersebut.
Baca Juga : Daur Ulang Kopi Hitam Kalian Menjadi Minuman Kekinian
Dikalangan penikmat kopi third wave coffee atawa penikmat kopi spesialti mereka mempunyai cara sendiri dalam memilih kopi yang akan mereka cecap.
Bahkan, kalangan ini telah berfikir jauh ke depan apakah kopi yang mereka cecap itu telah mempertimbangkansustainability tidak hanya bagi para petaninya melainkan kepada lingkungannya.
Plus, minus, selalu ada diantara dua pilihan. Tinggal kembali ke masing-masing personalnya. Termasuk saat kalian memilih antara kopi bubuk apa kopi biji.
Kopi bubuk, akan lebih praktis secara penyajian karena tinggal langsung seduh untuk selanjutnya dicecap.
Sedangkan kopi biji, kalian harus menggilingnya terlebih dahulu dengan menggunakan grinder atau membawanya ke kedai penggiling kopi.
Baca Juga : Membanggakan, Kopi Toraja Asong Raih Medali di Australia International Coffee Awards 2020
Rico, pemilik brand Kawaki Santa—roaster kopi dari Jakarta dalam diskusi ringan dengan wartakopi mengatakan, aroma kopi akan keluar secara maksimal jika digiling terlebih dahulu baru langsung diseduh.
Artinya, kopi biji akan menghasilkan aroma yang maksimal dan segar jika dibandingkan dengan kopi yang sudah berbentuk bubuk.
Namun, jika kalian memilih kopi biji saat membeli hal yang harus dipastikan adalah telah memiliki alat penggilingnya atau grinder. Ada dua jenis alat penggiling kopi yaitu manual dan listrik. Secara harga, grinder manual lebih hemat disbanding yang listrik.
Selain kelebihannya yang praktis, kopi bubuk ternyata mudah terpengaruh pada lingkungan sekitar seperti cahaya dan udara. Hal ini turut mempengaruhi pada aroma kopi tersebut. Apalagi cara menyimpannya serampangan.
Kenapa demikian, kopi bubuk yang telah terpapar cahaya dan udara telah terjadi suatu proses yang bernama oksidasi—proses masuknya gas oksigen ke dalam kopi bubuk tersebut.
Baca Juga : Jejak “Jalur Sutra” Perkebunan Kopi Tersohor di Indonesia
Lalu yang terjadi adalah kopi akan bereaksi terhadap minyak alamai dan kandungan larutan lain yang dimilikinya akan terasa tidak segar lagi. Selain itu, kopi bubuk cenderung tidak konsisten saat proses ektraksi.
Ini penting, karena saat proses ektraksi senyawa dari biji kopi akan larut dalam air dengan laju yang berbeda. Jadi sekarang kalian mau milih yang mana neeh? [*]
WARTAKOPI.com – Jakarta. Nyamuk terus menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kasus penyakit… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2024 sukses diselenggarakan selama tiga hari penuh… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Mandiri presents Jakarta Coffee Week atau Jacoweek 2024, festival tahunan yang menjadi… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Memasuki hari ke-2 penyelenggaraan, Rabu, (23/10/2024), Jakarta International Coffee Conference (JICC) menggelar… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta kembali memberikan dukungan… Read More
WARTAKOPI.com – Jakarta. Menandai grand opening Hario Cafe Tokyo di Jakarta, menggelar Bar Takeover Bersama… Read More
Leave a Comment