Digra Coffee and Eatery Menjamu OM PMR dalam Event Bedah Buku “Berjuang di Sudut Sudut Tak Terliput
Agus Jabo Priyono, Aktivis sekaligus Pendiri Partai Prima dalam bedah buku malam itu menjelaskan, sebagai aktivis ia selalu bersingungan dengan aparat kepolisian yang selalu represif. Meski demikian, ia pun tidak menafikan dan meyakini masih banyak aparat kepolisian yang baik dan humanis.
“Saya rasa banyak cara bagi kepolisian untuk mengatasi permasalahan tanpa kekerasan. Contoh, sengketa tanah yang terjadi di Sumatera Barat dapat diselesaikan dengan pendekatan kultur dan religi yang berlaku disana,” terang Gus Jabo.
Baca Juga : Lionel Richie dan Walt Disney Studio Terlibat Kerja Sama
Sementara itu, Sunanto, akrab disapa dengan Can Nanto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai, buku “Berjuang Disudut-Sudut Tak Terliput” memiliki nilai positif selama didukung dengan sistem dari lembaganya itu sendiri.
“Kelemahan dari buku ini, sangat memungkinkan tidak ada kontinuitas agar ada regenerasi yang mengingatnya. Dan bahwa, kebaikan polisi ini dapat dikenang sepanjang masa. Hanya sebatas referensi untuk melakukan penggantian yang lebih baik,’ ungkapnya.
Masalah terbesar dalam buku ini, tambah Cak Nanto, belum ada penulisan tentang langkah-langkah untuk institusi menjadi lebih baik. Harus disertai dengan solusi. Misalnya, sebagai konstitusi, harus mampu membuat kebijakan-kebijakan di lembaganya sebagai pendorong bagi kepolisian untuk berlaku baik.
Baca Juga : Didi Kempot : Mematahkan Dominasi Fans K-Pop Tanah Air
Dirasa benar adanya, jika didukung dengan sistem dan kebijakan yang baik dan tepat, beberapa divisi ‘horor’ seperti reskrim dan lantas Polri tidak seseram seperti yang ada dalam lagu-lagu OM PMR yaitu Malam Jum’at kliwon, yang mampu mencairkan suasana baik dari lirik maupun iramanya yang tak lekang oleh waktu. Setuju? [*]
- Editor : Fatkhurrohim