Menjaga Kedaulatan Strategis Kopi Indonesia
Sementara itu, Prayono Atiyanto, Dubes/Diplomat Ahli Utama Kemlu menambahkan, bahwa sudah saatnya segenap elemen bangsa memikirkan tentang KOPI bukan Coffee. ”KOPI itu bentuk sikap nasionalisme, meskipun Indonesia memiliki keberagaman jenis dan nama kopi dari masing-masing daerah”, ujar mantan Dubes RI di Azerbaijan ini.
Baca Juga : “Kopi Togetherness Indonesia – Qatar Dimulai”
Ia menambhkan, para diplomat yang belajar dan mendalami kopi adalah coffee warriors. Alasannya adalah bahwa sebagaimana marwah diplomat, diplomat itu mempromosikan dan ”berjualan”.
Akses Jejaring Pasar dan Pemahaman ’KOPI’
Kemenlu mempunyai network 131 networks di luar negeri. Jejaring ini adalah kantor perwakilan RI di luar negeri. ”Indonesia memiliki 131 Perwakilan di seluruh dunia yang terbagi menjadi: 94 KBRI, 3 PTRI, 30 KJRI dan 4 KRI. Mereka bertugas membantu dan memfasilitasi hilirisasi kopi di luar negeri”, tambahnya.
Secara khusus, menurut Prayono sesuai arahan Wamenlu RI Mahendra Siregar pada tahun 2021, upaya diplomasi perlu difokuskan pada upaya peningkatan ekspor kopi specialty Indonesia. Ini penting untuk mendorong sinergi dan koordinasi dari hulu sampai hilir serta mendorong partispasi semua stakeholders secara inklusif.
Baca Juga : Pagelaran Maliobro Coffee Night #4 Yogyakarta Sukses
Prayono pun menjelaskan, tentang pentingnya platform digital bernama Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA LAC) yang secara resmi diluncurkan Menlu RI pada pada tahun 2020. Kemlu mengembangkan platform ini menjadi lebih luas dari Kawasan Amerika Selatan dan Karibia menjadi Kawasan Amerika dan Eropa.
Platform INA Access ini milik bersama dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang terkait promosi bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Untuk pelaku usaha (exhibitor) dapat bergabung secara gratis tanpa pungutan biaya apapun.