Balik dari Kapal Pesiar Princess, Bangun Kedai Kopi dengan Konsep Langka
wartakopi.com – Jakarta. Bekerja di kapal pesiar mewah selama lima tahun, Edwin Cohen Sihombing memutuskan untuk tidak balik lagi mengarungi luasnya samudera biru yang penuh pengalaman tersebut.
Selama lima tahun, ia telah menjelajah hamparan laut bumi di enam kapal pesiar, Diamond Princess, Saphire Princess, Regal Princess, Caribean Princess, Crowne Princess dan terakhir di Golden Princess tahun 2019.
Di awal bulan November tahun 2019 menjadi titik awal pemuda 29 tahun ini tertarik membangun kedai kopi sebagai bisnis masa depanya dengan konsep yang terbilang langka yang kemudian kedai ini diberi nama COHEN Coffee.
Langka dalam arti secara lokasi, pemanfaatan lahan, pelayanan, dan kualitas rasa dari yang pernah ada. “Jika bicara secara lokasi, area jalan Pramuka Raya boleh dibilang tidak bagus untuk bisnis kedai kopi. Kalau tidak mempunyai konsep yang kuat di bulan pertama saja pasti sepi,” ungkap Edwin.
Memanfaatkan Lahan
Selain itu kata Edwin, ia melihat bahwa lahan yang ia tempati sekarang adalah lahan yang cukup luas dan sayang jika tidak dimanfaatkan untuk berbisnis. “Kalau pagi hingga sore, lahan ini adalah bengkel servis mobil setelah tutup akan berubah jadi tempat kosong yang tanpa aktivitas. Akhirnya, saya sewa untuk kedai kopi,” tambahnya.
Setelah selesai mengurusi administrasi sewa lahan dan kedai beroperasi, secara berlahan Edwin mengaplikasikan ilmunya selama bekerja di kapal pesiar untuk melayani para pelanggannya.
“Layaknya waiters, saya selalu banyak bertanya ke pelanggan seperti menanyakan apa yang kurang pas, apa yang harus dibenahi dan lain sebagainya. Dari situ saya catat untuk kemudian menjadi pembelajaran untuk menyajikan yang lebih baik lagi,” lanjut Edwin.
Berbekal dari catatan segala kekurangan tersebut, Edwin pun terus memperbaiki kualitas rasa yang maksimal sesuai selera pelanggannya. “Saat membangun kedai kopi ini saya memiliki filosofi bahwa untuk menikmati secangkir kopi enak tidak harus mahal,” ujarnya sembari mencecap kopi.
Mencatat Rapih Untuk Lebih Baik Lagi
Berdasarkan penilaian dari pelanggan yang singgah kesini, mereka selalu bilang bahwa tempatnya memang asyik buat kongkow, ada juga yang bilang pelayanan yang asyik karena empunya kedai ini orangnya komunikatif. Tidak sedikit pula yang komen bahwa rasa kopi yang disajikanya itu enak.
Baca Juga : Jangan Anggap Remeh Kedai Kopi Pinggir Jalan, Ini Alasannya
Sejujurnya saat membangun kedai bisnis kopi, konsep, filosofi, kualitas rasa dan harga murah. “Dari situ, baru saya buat cash flow, dari modal awal seperti membeli perkakas dan kebutuhan penunjang lainnya hingga kalkulasi potensi keberhasilan, dapat bertahan dan meraup keuntungan,” ceritanya.
Menjadi Tempat Cozy Bagi Komunitas Motor
Berkat perhitungan yang matang, di awal buka kedai di bulan November 2019 cukup dibilang sukses karena kedai yang buka setiap malam dari jam 20:00 – 02:00 grafik pelanggannya naik. Dari yang awalnya perorangan hingga ada komunitas motor Sport dan Vespa yang sering menyambangi kedai ini.
“Awal pelanggan yang datang pun bercerita bahwa konsep kedai kopi pinggir jalan ini menarik. Dari semula cuma melirik saja esokannya mereka mampir. Kemudian, para komunitas motor pun cerita bahwa tempat luas kedainya bagus akhirnya menjadi destinasi mereka mengumpul setiap malam Sabtu,” terang Edwin menceritakan ulang pengalaman pelanggan yang dating ke kedainya.
Lambat laun, konsep bisnis kedai kopinya pun menemukan format yang kian jelas yaitu Coffee, Riders and Garage. Suatu konsep bisnis kedai kopi pinggir jalan yang banyak dianggap marjinal, tapi mampu membalikan stigma tersebut menjadi tempat ngopi dengan rasa berkualitas baik untuk personal maupun komunitas di garasi bengkel yang luas. [*]