Calon Diplomat Indonesia Dibekali Pemahaman Kopi
Kemlu juga mengundang enam pemerhati dan produsen kopi untuk melengkapi pemahaman peserta tentang tantangan dan peluang promosi Kopi Nusantara. Mereka adalah Daroe Handojo (Noozkav Kopi Indonesia), Yugian Leonardy (Gravfarm Indonesia), Suryono Bagus Tani (ALKO Sumatra Kopi), Adi W. Taroepratjeka (Coffee Lab) dan Renata Bukvić-Letica (Tanamera Coffee).
Yugian Leonardi menyampaikan apresiasinya atas langkah-langkah Kemlu yang mengikutsertakan wakil dari stakeholders (pemangku kepentingan) untuk memberikan solusi tentang kopi melalui pendidikan. Pandangan ini didukung oleh Adi Taroepratjeka dari Coffee Lab 5758 Bandung.
Baca Juga : Brazil dan Kolombia Gagal Panen, Kopi Indonesia Merajai Pasar di Mesir
Mereka sepakat bahwa kopi dan misi diplomatik tidak boleh dilepaskan. Selain menjadi agent of change,diplomat adalah ahli pemasaran (marketers) sekaligus inovators.
Suryono dari ALKO Kopi Gunung Kerinci menyatakan perlunya pengetahuan tentang keberlangsungan (sustainability)dan ketelusuran rekam jejak suatu produk kopi (traceability). ”Di jaman teknologi 4D dan online sekarang, produsen dituntut untuk memberikan suatu pelayanan yang baik tentang asal muasal suatu barang dengan cepat dan terpercaya”, kata Suryono.
Bagas Hapsoro menyatakan bahwa sejalan dengan kebijakan nasional tentang kopi, maka diplomasi kopi Indonesia saat ini akan semakin digencarkan dan akan dibagi dalam berbagai bentuk kegiatan baik di dalam maupun di luar negeri.