Nilai Kopi yang Multi Dimensional
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor kopi Indonesia pada periode Januari-November 2021 tercatat mencapai US$757,41 juta atau meningkat 2,73 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 yang sebesar US$737,27 juta. (BPS, 2 Februari 2022).
Masalah Sustainability Pada Kopi
Ada sisi lain yang menyertai perkembangan kopi. Dampak perubahan iklim terhadap perkebunan kopi semakin hari terasa.Antara lain gagalnya pembungaan kopi, banjir dan tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi dengan jumlah hari hujan yang semakin pendek, dan meningkatnya serangan hama.
Dalam beberapa dasawarsa ini, terjadi peningkatan suhu udara yang berpengaruh langsung terhadap ketahanan tanaman terhadap lingkungan, dan berdampak pada penurunan produksi dan mutu hasil.
Baca Juga : Serunya ”Fun Roasting” Bersama Sakha Cofee Roastery di Cotta Coffee
Tingkat kekeringan pada musim kemarau akibat El Nino juga cenderung makin parah dan makin sering terjadi sehingga intensitas cekaman air yang dialami tanaman pada periode musim kering semakin parah.
Akibatnya adalah terjadi peningkatan kematian tanaman dan anjloknya produksi pada tahun berjalan maupun beberapa tahun sesudahnya. (F. Yuliasmara, Puslitloka, Jember).
Langkah yang Harus Disikapi
Kita lihat sejenak catatan terkait keinginan pemerintah Hindia Belanda dahulu dalam menanam kopi di Indonesia dan mengekspornya ke Eropa. Ternyata mereka lebih banyak mementingkan sisi ekspor. Dengan kata lain tidak banyak aspek sosial dan lingkungan yang ditampilkan sebagai faktor inheren atau selalu menyertai.
Padahal kata ”Jawa” itu dipakai sebagai julukan kopi yang berasal dari Indonesia. Dena Haines, pencicip kopi dan redaktur ”EnjoyJava” dari Kanada menyatakan bahwa meskipun asal kopi adalah Ethiophia, tetapi Indonesia adalah tuan rumah kopi yang baik.
Baca Juga : Menuju Ekosistem Kopi Indonesia yang Berkelanjutan
Di negara ini kopi tumbuh subur dan menjadikannya sebagai komoditas dunia.(Dena Haines: A Quick History of Java Coffee: Why is Coffee Called Java?, August 2021)
Oleh karena itu, untuk memperkuat jati diri suatu negara, khususnya Indonesia, memanfaatkan segala keunggulan produk alam yang dimiliki suatu negara dapat menjadi strategi penting dalam meningkatkan karakteristik dan memperkenalkan keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing negara.