Artikel

Mengenal 3 Metode Proses Pengeringan Kopi

wartakopi.com – Jakarta. Semakin mengenal dunia kopi, semakin banyak hal yang ingin diketahui lebih dalam lagi. Bagi penikmat kopi specialty, mungkin sering mendengar bahasa atau istilah honey processNatural Process, dan wash process.

Beberapa istilah tersebut merujuk pada proses pengeringan kopi setelah dipetik dari pohon kopi dan sebelum digiling atau roasting. Proses pengeringan ini sangat berpengaruh pada aroma dan rasa kopi ketika disajikan. 

Baca Juga : Cafec Meluncurkan Filter Kertas Khusus Hasil Roasting

Bagi penikmat kopi yang awam, proses pengeringan kopi semua sama. Ternyata, dari 3 jenis pengeringan kopi ini memiliki perbedaan di setiap pengerjaannya. Berikut penjelasannya.

Metode Natural Process

Metode pengeringan kopi natural atau Natural Process merupakan metode pengupasan kopi paling awal, sederhana dan paling mudah pengerjaannya. Sebab, kopi hasil panen langsung dijemur selama 2-4 minggu agar kadar air berkurang antara 10-12 persen.

Selama penjemuran, petani kopi harus rajin dan teratur membolak-balikan kopi saat dijemur agar tingkat kekeringannya merata. Metode ini banyak digunakan oleh negara seperti Brazil dan Ethiopia.

Baca Juga : Di Masa Pandemi, Layanan Drive-Thru Coffee Sangat Penting

Proses natural harus melalui tahapan pengupasan kulit buah dan gabah secara bersamaan. Sebab, kulit buah yang telah kering menempel pada kulit gabah. Cara seperti ini ternyata dianggap paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan air limbah.

Selanjutnya sebelum di sangria (roasting), green bean yang telah dikupas secara natural ini harus di diamkan terlebih dahulu atau resting.

Karakteristik rasa kopi dari natural process adalah rasa buah yang sangat dominan, halus, body-nya tebal, flavor-nya pun banyak.

Metode Wash Process

Metode basah atau wash process kerap didengar oleh penikmat kopi specialty, karena sering sering dipakai oleh kopi jenis Arabika. 

Disebut wash process karena ada campur tangan air ketika melakukan pengupasan biji kopi. Untuk menghasilkan 1 kilogram kopi Arabika membutuhkan 6 liter air.

Yang menjadi pembeda dari metode wash process dan natural process terletak pada cara pengupasan kulit buah. Cherry kopi yang telah dipanen dimasukan terlebih dahulu ke saluran air mesin depulping sehingga pulp akan terpisah dari biji.

Baca Juga : Pengen Jadi Home Brewer, Ini Alat Seduh Wajibnya

Selanjutnya, biji kopi direndam selama 12 hingga 36 jam untuk memfermentasi biji kopi dan menanggalkan lendir. Perlu dicatat, jika fermentasi terlalu lama berakibat pada rasa kopi yang asam sehingga kurang nikmat.

Setelah proses fermentasi usai, tahap selanjutnya yaitu menjemur biji kopi untuk mengurangi kada air hingga 10 – 12 persen untuk kemudian dilanjut dengan proses huling untuk menghilangkan kulit tanduk yang masih menempel.

Jika selama proses fermentasi terkontrol dengan baik makan akan menghasilkan kopi dengan body yang ringan, dan tingkat keasaman akan lebih dominan.

Metode Honey Process

Metode honey processkini pun mulai popular. Karena menghasilkan aroma dan rasa kopi yang berkarakter. Kopi Brazil pun terkenal karena menggunakan honey process.

Honey Process, merupakan proses pengeringan di mana mengupas kulit buah kopi tanpa harus membersihkan getah saat biji kopi dijemur. Negara Costa Rica dan El Savador pun  kerap menggunakan metode ini. 

Baca Juga : Suntikan Raksasa Kopi Itu Bernama Aeropress

Di Indonesia, para petani kopi asal pulau Sumatera kerap menggunakan proses seperti ini dengan alas an untuk mempersingkat waktu penjemuran. Metode ini pun hasil penggabungan antara natural process dan wash process. 

Jangan salah kaprah ya, jika metode Honey Process ini tidak menggunakan bahan atau campuran madu di dalamnya. [*]

Leave a Reply

Verified by ExactMetrics